Selasa, 29 Januari 2013

Pria Dan Wanita Matrealistis

Di suatu sore yang cerah, saya sedang nongkrong bertiga sama Jono (duet maut saya dalam menumpas kejahatan) dan Melati. Melati ini temennya Jono, kenal di sebuah seminar kesehatan beberapa waktu yang lalu.

Dia bertanya tentang perkembangan si Jono yang lagi pdkt sama salah satu temannya bernama Mawar (Iya, saya emang gak jago bikin nama samaran.) Melati dan Mawar adalah tipe-tipe wanita gaul, cantik, manja, dan bertipe penggoda, mirip Vanilla 7icons .

“Kamu gimana sama mawar, bang?” tanya melati waktu itu.

“Ya gitu, belum gimana-gimana. Cuma udah jalan beberapa kali.”

“kamu ajak naik taksi?” Melati bertanya. Saya yang sore itu jadi pendengar cadangan langsung heran dengan pertanyaan melati ini.

“Iya.” Jono menjawab jujur dan polos. Motor aja aku ga punya, apalagi mobil. Taksi adalah pilihan utama saya kalo kemana-mana selain ojek gendong ala mbah surip.

“Dia mau? Ohh beda sih ama aku.” lanjut Melati.

Wajah Jono yang udah jelek dari dulu seperti itu berubah menjadi tambah jelek karena murung, dia pasti tersinggung, tapi dia ga mampu menolak, karena dia emang udah jelek dari sononya. Gimana coba nolaknya kalo gitu?

Seketika saya langsung terdiam. Saya ga menyangka komen pertamanya yang keluar akan seperti itu. Pikiran mesum logis saya langsung bekerja, apa penyebab Melati berkata seperti itu? Kalo emang tujuannya biar nyaman, saya kira taksi cukup nyaman. Naik taksi ga akan kehujanan, ga akan keringetan. Naik taksi juga ga usah pake helm, jadi ga usah khawatir tatanan rambutnya bakalan rusak.

Ga ada pembenaran yang masuk di kepala saya kenapa Melati bisa bersikap seperti itu. Kenapa ada wanita yang bisa menolak pria yang mengajak mereka pergi cuma karena naik taksi. Pikiran rasional saya cuma bisa memberikan satu alasan. Wanita yang cuma mau kalo diajak naik mobil alasannya cuma satu, gengsi.

Saya sepenuhnya percaya kalo wanita itu bukan materialistis, tapi realistis. Wanita akan mencari kenyamanan, baik itu dalam hal perasaan ataupun dalam bentuk materi. Karena ketidaknyamanan materi, akan berujung pada ketidaknyamanan perasaan.

Ga ada pria yang pengen melihat wanita yang disukainya hidup susah.

Ga ada pria yang mau ngeliat wanita yang udah dandan cantik tiba-tiba harus naik ojek, rambutnya rusak ditiup angin dan kemudian terlihat seperti singa.

Pria mempertaruhkan harga dirinya untuk menyenangkan wanita yang dicintainya. Kalau selama hidup dengan orang tuanya, dia bisa makan tiga kali sehari. Setidaknya,ketika seorang pria ingin menikahinya, standar hidupnya harus sama, kalau bisa lebih.

Saya memperhatikan teman-teman saya yang umur pacarannya lama, atau yang sudah menikah, kebanyakan diantaranya memilih wanita-wanita yang menerima mereka dari mereka ga punya apa-apa. Ketika mereka masih jadi gembel miskin di kampus, ngutang di warteg, luntang-lantung nyari makan di awal-awal karir mereka, hingga kini mempunyai pekerjaan stabil yang membanggakan di perusahaan kelas dunia.

Wanita-wanita seperti Melati memang mempunyai banyak pilihan untuk saat ini. Tapi percayalah hal itu ga akan bertahan lama. Kemampuan wanita memilih pria itu cuma bertahan sampai umur 27-28 tahun. Lebih dari itu, wanita akan memilih siapa saja yang mau dengannya.

Sekarang mungkin kalian bisa menolak, memutuskan hanya mau pergi dengan orang bermobil. Tapi percayalah, 2 atau 3 tahun lagi kalian hanya bisa memilih sedikit dari pria yang mau dengan kalian (itu pun kalo ada yang mau sama kalian.)

Hal sebaliknya berlaku untuk pria, semakin bertambahnya usia, pilihan kami akan semakin banyak. Kami akan tumbuh. Mapan dan matang. Kami akan bisa memilih wanita manapun yang kami suka.

Wanita memilih dari beberapa pria, tapi pria bisa memilih dari semua wanita.

Buat pria-pria lain yang juga ditolak ’Melati’ dalam kehidupan kalian masing-masing karena masih berjuang meniti karir, lupakan saja, perjalanan masih panjang

Kalian cari wanita yang mau ama kalian meskipun kalian naik angkot, naik taksi, atau jalan kaki sekalipun. Ketika kalian udah sukses, bahagiakan wanita yang menemani kalian jalan kaki tadi. Belikan dunia untuknya.

Ingat satu hal bahwa kesetiaan wanita diuji ketika sang pria ga punya apa-apa. Dan kesetiaan pria diuji ketika dia punya segalanya.



· Buat Jono, walopun kliatanya aku selalu menganiaya, berbuat biadab sama kamu, liat nih, di tulisan ini aku belain kamu lho.

· Buat Melati, aku tau kamu baca ini, jadi nikmati aja ya?

Tidak ada komentar: