Sabtu, 22 Desember 2012

CINTA ITU BERKAH BUKAN MUSIBAH

Kekasih, aku tak pernah menyangka, tak pernah merencanakan bahwa aku mencintaimu. Aku tak perlu bertanya, apakah engkau memiliki cinta yang sekadar dengan cintaku. Aku juga tak mau bertanya, dari keluarga yang bagaimana dirimu, kayakah, miskinkah? Seperti seloroh orang tua, “Seperti cinta monyet saja!”, maka sesuatu yang akhirnya kukenali sebagai cinta, muncul secara tiba-tiba di dalam diriku,menyergapku, memelukku, merasukiku, semua ini tanpa kuasa aku tolak. Aku pasrah, tetapi bukan tidak berdaya. Aku menerima, tetapi bukan tanpa senang dan bahagia.

Cinta itu memasuki entah dari mana bagian dari diriku, tanpa permisi, tahu-tahu sudah berada di dalam rumah diriku. Cinta itu kemudian menjadi jiwa. Dengan cinta yang menjadi jiwa, aku hidup dan dihidupi oleh cinta. Memang, dengan cinta, Tuhan menciptakan alam semesta dan manusia, memeliharanya, dan kepada-Nya semua dan segala ini akan kembali pulang. Melalui cinta bapak dan ibu, maka lahirlah diriku, dirimu, diri manusia, yang dihidupi oleh restu cinta Tuhan kepada ciptaan-Nya. Dengan cinta pula, seluruh tumbuhan, bunga-bunga, batu-batu, matahari dan planet-planetnya,alam raya, mendzikirkan cinta kepada Tuhan sehingga tidak saling bertumbukan satu dengan lainnya, dan karenanya kiamat menjadi tak terduga, kecuali AllahYang Maha tahu segala awal dan akhir itu.

Kekasih, tidak ada cinta yang datangnya bukan dari Tuhan. Semua cinta pada mulanya dan akhirnya berujung keharibaan Tuhan. Hal itu sebab sebab cinta bersemayam di dalam jiwa, dan hanya yang menguasai jiwa sajalah yang mampu menumbuhkan, menggerakkan, dan memintakembali cinta itu. Sebab itu, aku dan dirimu tak kuasa menolak cinta dari-Nya.

Dengan cinta, kita bangun dantidur. Dengan cinta, kita memikirkan apa yang harus dilakukan di dalam sehari semalam ini. Dengan cinta, kita tidur untuk bangun, ataukah berlanjut kematian.

Karenanya, kekasih, aku bersyukuroleh sebab cinta yang hidup didalam diriku, di dalam aliran darahku, di dalam udara yang masuk atau keluar dari nafas hidungku.

Aku mencintaimu, sebentuk mahluk yang berbeda dengan diriku. Dari hidup dengan dirimu, lalu aku mengenal hidup, berpikir, berasa, berintuisi. Dari hidup dengan dirimu, lalu aku mengenal kenikmatan, keindahan, kelemah-lembutan, dan semacamnya.

Dan dari mengenal dirimu juga, aku mengenal kekalutan, kecemburuan, kecemasan,tantangan, dan semacamnya. Dari mengenal dirimu pula, ternyata ada kesakitan, kesedihan, dan semacamnya. Dari adamu, kekasih. Dari mengenal diriku ini, bersamaan itu aku mengenal dirimu, aku mengenal Tuhan, lalu hidup di dalam keyakinan-keyakinan. Bagaimana aku akan hidup tanpa keyakinan-keyakinan? Bukankah aku akan terperosok di dalam keputusasaan yang sangat apabila tanpa keyakinan-keyakinan itu? Karenanya, kekasih, sekalipun silih berganti antara kepahitandan kemanisan, kesedihan dan kebahagiaan, kemarin dan hari ini dan menjelangesok, maka kau-aku tetap hidup dengan keyakinan yang kokoh sekaligus indah. Itu semua disebabkan oleh cintamu yang dikucuri oleh cahaya cinta yang paling hakiki, yakni Cinta Ilahi.

Tidak ada cinta apabila tidak dari Tuhan sebab semua cintapastilah dari-Nya sebagaimana hidup ini dari-Nya. Cinta tiada lain adalah hidupitu sendiri; dan hidup, yang menghidupi tiada lain dan tiada bukan adalah Tuhan.

Cinta membutuhkan pengetahuan,dan perjuangan, sebab bagaimana mungkin aku mencintaimu jika aku tidakmengetahuimu?
Dan, tentu saja cintajuga memerlukan perjuangan sebab untuk mengetahuimu, aku juga membutuhkanperjuangan-perjuang

an, setidaknya siapakah namamu, di mana rumahmu, apa sajayang akan membuatmu sedih dan bahagia. Jadi aku wajib mengetahuimu, mengenalmu,dengan begitu, cinta kau-aku akan terus “menjadi”, setiap waktu, sesuai denganperkembangan pengetahuanku tentang dirimu, tentang Tuhan yang menumbuhkan cintakau-aku, terlebih mengenal tentang diriku sendiri.

Kekasih, kalau sudah begitu,cintalah yang menjadi mata kita untuk merenungi, lalu melakoni hidup di dunia ini.
(sumber: Buku Cinta Itu Berkah bukan musibah, karya Sholeh UG) Best Seller 2006

Tidak ada komentar: